KITAB ESTER 4:1-17
Pendahuluan
Ketakutan
yang teramat sangat, kekawatiran karena ancaman-ancaman yang terjadi di dalam
hidup kita itu bisa kapan saja terjadi.
Sesuatu hal yang wajar jika kita sebagai manusia yang masih tinggal di
bumi ini mengalami ketakutan-ketakutan yang teramat sangat ketika nyawa mereka
terancam dilepaskan secara paksa dari tubuh mereka (dibunuh). Namun meskipun demikian jilakau kita mengaku
sebagai orang-orang percaya dan sudah menjadi kaum umat pilihan Allah, kita
tidak boleh merasa ketakutan secara berlebihan dan melupakan Tuhan Allah kita
yang sanggup melepaskan kita dari segala macam ancaman di dalam kehidupan kita.
Seperti halnya kehidupan bangsa
Israel yang merupakan kaum pilihan Allah terancam akan dimusnahkan dari muka
bumi ini. Hal ini terjadi oleh karena
Haman yang “memperdaya” Raja Ahasyweros, sehingga sang raja memberikan Haman
untuk memusnahkan sebuah bangsa yang Haman benci oleh karena adanya Mordekai
yang dipandang tidak pernah menghormatinya sebagai pejabat istana. Oleh karena kebencian Haman terhadap
Mordekhai yang tidak mau memberi penghormatan kepadanya, memunculkan masalah yang
sangat besar dari bangsa Mordekai, yaitu rencana pemusnahan bangsa Israel. Tetapi Allah yang
menyertai umatNya, Allah yang mengubah situasi buruk bagi umatNya, Dia juga
Allah yang peduli dengan kehidupan saya dan sanggup mengubah situasi yang
sulit, pergumulan hidup bangsa
Israel, menjadi sukacita dan berakhir dengan kemenangan bagi umat pilihan Allah.
Latar
Belakang Peristiwa
Kisah Ester kita telah sampai dimana
Haman yang jahat telah menerima hukumannya
Oleh karena apa yang telah dia
perbuat. Haman yang
sombong dan jahat memang telah mati disulakan.
Sekalipun Haman disulakan
sebagai akibat dari campur tangan Tuhan yang adil, namun
ibarat ular berbisa yang menggigit seseorang, sekalipun mungkin ular tersebut
telah ditangkap dan dibunuh, tapi kematian masih mengancam orang yang digigit ular
tersebut. Mengapa? Karena racun ular
telah menjalar ke seluruh tubuh dan tidak dapat dikeluarkan lagi. Satu-satunya cara hanyalah dengan
menetralisir racun tersebut dengan
penawar racun. Demikian juga dengan
keputusan raja yang telah dimeteraikan dan disebarkan keseluruh pelosok negeri, tidak dapat dicabut
kembali, “orang-orang Yahudi diseluruh pelosok negeri akan dipunahkan, dibunuh, dan dibinasakan.” Raja
sendiri juga tidak sanggup mengubah keputusan yang telah diambilnya walaupun
Haman sang sumber malapetaka sudah tidak ada lagi.
Penulis menggambarkan bagaimana orang-orang Yahudi pada saat itu
berdukacita, dengan memakai kain kabung dan tidur dengan abu sebagai lapik
tidurnya. Mereka berpuasa dan berkabung
berhari-hari lamanya dan menunggu waktu kematian mereka.
Saudara untuk mengerti situasi
mereka pada waktu itu mungkin kita dapat membayangkan seandainya hari ini
ketika kita
bangun dipagi hari, dan terdengar berita baik dari radio, surat kabar,
televisi, internet, bahkan selebaran-selebaran dibagikan, dengan berita “semua orang Kristen yang ada di
Indonesia akan dipunahkan, dibunuh, dan dibinasakan pada tanggal 27 Maret 2010,
sebelas bulan dari sekarang”. Tidak
dapat saya bayangkan apa yang akan terjadi, dan apa yang akan saudara dan saya lakukan ketika
mendengar berita tersebut.
Suasana perkabungan yang demikianlah
yang ingin digambarkan oleh narator dalam kisah Ester ini. Membayangkan hal ini hati saya berdebar keras
dan saya merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang-orang yahudi pada waktu
itu. Ketakutan, kegentaran, kekawatiran, kepanikan, tertekan, hati yang pilu membayangkan saatnya yang akan tiba. Mereka hanya bisa menengadah ke langit,
menutupi tubuh dengan kain kabung, berpiuasa dan berbaring di atas abu,
menandakan dukacita yang sangat dalam.
Dan mungkin di dalam debu mereka berkata:
Akankah situasi ini berubah?
Mungkinkah kita masih dapat hidup?
Mungkinkah kita akan menanggalkan
kain kabung melilit tubuh mereka?
Siapakah
yang akan menolong kita?
Darimanakah pertolongan itu akan
datang?
Apakah Allah masih menyertai kita?
Apakah Allah masih peduli dengan
umatnya yang telah berdosa dan karena kesalahan kita sendiri, kita berada dipembuangan?
Apakah Allah ada?
Apakah Allah sanggup mengubah situasi
yang buruk yang sedang kita alami?
Saudara, pertanyaan seperti ini juga
sering menjadi pertanyaan saya dan mungking juga menjadi pertanyaan saudara,
dan umat Kristen
lainnya, yang sedang berada dalam tekanan dan situasi yang sangat sulit, dan
tekanan yang besar, seringkali diizinkan Tuhan terjadi dalam kehidupan umat-Nya dan seakan-akan Allah tetap diam dan tidak
menjawab teriakan kita. Seakan-akan Dia menyembunyikan diri dari
kita.
Allah mengasihi saya, Allah
mengasihi saudara, demikian Allah mengasihi Umat-Nya bangsa Yahudi yang berada di tanah pembuangan. Ia mengubah situasi dan peristiwa yang sulit
dan Ia menyatakan penyertaan-Nya dalam kehidupan orang-orang Yahudi yang sedang berkabung dan
menunggu hari kematian mereka. Allah
memutar balik rancangan jahat Haman untuk membunuh orang Yahudi, berbalik kepada mereka sendiri. Ancaman bagi umat Allah berbalik mengancam
diri Haman dan bangsa Persia sendiri,
terutama bangsa dari Haman.
-
Pada pasal 3 haman yang menerima
kehormatan dan kemuliaan dari raja sekarang pada pasal 8 mengalami kejatuhan
dan bahkan kebinasaan bagi dirinya sendiri.
-
Cincin meterai di jari Haman
sekarang berpindah di jari Mordekhai
-
Haman yang sebelumnya menuliskan
surat perintah, sekarang surat perintah yang baru ditulis oleh Mordekhai
-
Isi surat perintahpun berubah,
mari kita melihat rancangan Haman bagi umat Allah (Ester 3:13)
Allah menetralisir isi surat perintah raja yang pertama
dengan surat perintah baru yang dikeluarkan oleh Mordekhai. (baca Ester 8:11)
Saudara, dalam
kedua narasi ini, pasal 3 dan pasal 8 narator berusaha untuk mensejajarkan dan
mengkontraskan peristiwa sebelumnya dan bagaimana Allah kemudian memutar balik
semuanya. Penulis bahkan sengaja
menggunakan bahasa yang sama untuk menekankan perubahan yang sedang dikerjakan
Allah.
-
Allah mengubah penulis surat
perintah raja
-
Allah mengubah isi surat perintah
raja
-
Mordekhai yang mengoyakkan pakaiannya dan memakai kain kabung
keluar dari hadapan raja dengan pakaian kebesaran kerajaan dari kain ungu tua,
dan kain lenan, dengan tajuk emas yang mengagumkan serta jubah dari kain lenan
halus dan kain ungu tua
-
Allah mengubah ratapan umatNya
menjadi sukacita
-
Allah membuka kain kabung dan menggantikan dengan sorak sorai
-
Puasa dengan perjamuan
-
Tekanan dan beban berat dengan
kelapangan hati, sukacita dan kehormatan
“Allah tetap mengasihi umat-Nya, Allah peduli, Allah
tetap setia dengan janji-Nya, dan Allah sanggup mengubah situasi yang sangat sulit sekalipun,
situasi yang bagi manusia sangat mustahil untuk dapat diubah, Allah sanggup
mengubah segala situasi untuk menyatakan penyertaan-Nya bagi umat yang dikasihi-Nya.”
Aplikasi
1.
Allah tidak pernah absen dalam
perjalanan hidup Umat pilihan-Nya.
2.
Sama
seperti Allah mengasihi UmatNya bangsa Yahudi yang berada
dipembuangan, demikian juga Allah mengasihi saya dan mengasihi saudara.
3.
Allah sanggup memutar balik
rancangan jahat Haman untuk membunuh orang Yahudi, berbalik kepada mereka
sendiri. Demikian juga Allah kita adalah Allah yang
sanggup membalikan segala keadaan dan situasi buruk, pergumulan hidup kita menjadi sukacita dan berakhir dengan kemenangan dipihak kita.
No comments:
Post a Comment