Monday, 4 September 2017

ALLAH SANGUP MENGUBAH SEGALA SITUASI UNTUK MENYATAKAN PENYERTAAN-NYA KEPADA ORANG-ORANG PILIHANNYA

ALLAH SANGUP MENGUBAH SEGALA SITUASI UNTUK MENYATAKAN PENYERTAAN-NYA KEPADA ORANG-ORANG PILIHANNYA
KITAB ESTER 4:1-17


Pendahuluan
Ketakutan yang teramat sangat, kekawatiran karena ancaman-ancaman yang terjadi di dalam hidup kita itu bisa kapan saja terjadi.  Sesuatu hal yang wajar jika kita sebagai manusia yang masih tinggal di bumi ini mengalami ketakutan-ketakutan yang teramat sangat ketika nyawa mereka terancam dilepaskan secara paksa dari tubuh mereka (dibunuh).  Namun meskipun demikian jilakau kita mengaku sebagai orang-orang percaya dan sudah menjadi kaum umat pilihan Allah, kita tidak boleh merasa ketakutan secara berlebihan dan melupakan Tuhan Allah kita yang sanggup melepaskan kita dari segala macam ancaman di dalam kehidupan kita.
            Seperti halnya kehidupan bangsa Israel yang merupakan kaum pilihan Allah terancam akan dimusnahkan dari muka bumi ini.  Hal ini terjadi oleh karena Haman yang “memperdaya” Raja Ahasyweros, sehingga sang raja memberikan Haman untuk memusnahkan sebuah bangsa yang Haman benci oleh karena adanya Mordekai yang dipandang tidak pernah menghormatinya sebagai pejabat istana.  Oleh karena kebencian Haman terhadap Mordekhai yang tidak mau memberi penghormatan kepadanya, memunculkan masalah yang sangat besar dari bangsa Mordekai, yaitu rencana pemusnahan bangsa Israel.  Tetapi Allah yang menyertai umatNya, Allah yang mengubah situasi buruk bagi umatNya, Dia juga Allah yang peduli dengan kehidupan saya dan sanggup mengubah situasi yang sulit, pergumulan hidup bangsa Israel, menjadi sukacita dan berakhir dengan kemenangan bagi umat pilihan Allah
                                                 Latar Belakang Peristiwa
Kisah Ester kita telah sampai dimana Haman yang jahat telah menerima hukumannya
Oleh karena apa yang telah dia perbuat.  Haman yang sombong dan jahat memang telah mati disulakan.  Sekalipun Haman disulakan sebagai akibat dari campur tangan Tuhan yang adil, namun ibarat ular berbisa yang menggigit seseorang, sekalipun mungkin ular tersebut telah ditangkap dan dibunuh, tapi kematian masih mengancam orang yang digigit ular tersebut. Mengapa?  Karena racun ular telah menjalar ke seluruh tubuh dan tidak dapat dikeluarkan lagi.  Satu-satunya cara hanyalah dengan menetralisir racun  tersebut dengan penawar racunDemikian juga dengan keputusan raja yang telah dimeteraikan dan disebarkan keseluruh pelosok negeri, tidak dapat dicabut kembali, “orang-orang Yahudi diseluruh pelosok negeri akan dipunahkan, dibunuh, dan dibinasakan.  Raja sendiri juga tidak sanggup mengubah keputusan yang telah diambilnya walaupun Haman sang sumber malapetaka sudah tidak ada lagi.  
Penulis menggambarkan bagaimana orang-orang Yahudi pada saat itu berdukacita, dengan memakai kain kabung dan tidur dengan abu sebagai lapik tidurnya.  Mereka berpuasa dan berkabung berhari-hari lamanya dan menunggu waktu kematian mereka. 
            Saudara untuk mengerti situasi mereka pada waktu itu mungkin kita dapat membayangkan seandainya hari ini ketika kita bangun dipagi hari, dan terdengar berita baik dari radio, surat kabar, televisi, internet, bahkan selebaran-selebaran dibagikan, dengan berita “semua orang Kristen yang ada di Indonesia akan dipunahkan, dibunuh, dan dibinasakan pada tanggal 27 Maret 2010, sebelas bulan dari sekarang”.  Tidak dapat saya bayangkan apa yang akan terjadi, dan apa yang akan saudara dan saya lakukan ketika mendengar berita tersebut. 
            Suasana perkabungan yang demikianlah yang ingin digambarkan oleh narator dalam kisah Ester ini.  Membayangkan hal ini hati saya berdebar keras dan saya merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang-orang yahudi pada waktu itu.  Ketakutan, kegentaran, kekawatiran, kepanikan, tertekan, hati yang pilu membayangkan saatnya yang akan tiba.  Mereka hanya bisa menengadah ke langit, menutupi tubuh dengan kain kabung, berpiuasa dan berbaring di atas abu, menandakan dukacita yang sangat dalam.  Dan mungkin di dalam debu mereka berkata:
            Akankah situasi ini berubah?
            Mungkinkah kita masih dapat hidup?
            Mungkinkah kita akan menanggalkan kain kabung melilit tubuh mereka?
            Siapakah yang akan menolong kita?
            Darimanakah pertolongan itu akan datang?
            Apakah Allah masih menyertai kita?
            Apakah Allah masih peduli dengan umatnya yang telah berdosa dan karena kesalahan kita sendiri, kita berada dipembuangan?
            Apakah Allah ada?
            Apakah Allah sanggup mengubah situasi yang buruk yang sedang kita alami?
            Saudara, pertanyaan seperti ini juga sering menjadi pertanyaan saya dan mungking juga menjadi pertanyaan saudara, dan umat Kristen lainnya, yang sedang berada dalam tekanan dan situasi yang sangat sulit, dan tekanan yang besar, seringkali diizinkan Tuhan terjadi dalam kehidupan umat-Nya dan seakan-akan Allah tetap diam dan tidak menjawab teriakan kita.  Seakan-akan Dia menyembunyikan diri dari kita.
            Allah mengasihi saya, Allah mengasihi saudara, demikian Allah mengasihi Umat-Nya bangsa Yahudi yang berada di tanah pembuangan.  Ia mengubah situasi dan peristiwa yang sulit dan Ia menyatakan penyertaan-Nya dalam kehidupan orang-orang Yahudi yang sedang berkabung dan menunggu hari kematian mereka.  Allah memutar balik rancangan jahat Haman untuk membunuh orang Yahudi,  berbalik kepada mereka sendiri.  Ancaman bagi umat Allah berbalik mengancam diri Haman dan bangsa Persia sendiri, terutama bangsa dari Haman.
-          Pada pasal 3 haman yang menerima kehormatan dan kemuliaan dari raja sekarang pada pasal 8 mengalami kejatuhan dan bahkan kebinasaan bagi dirinya sendiri.
-          Cincin meterai di jari Haman sekarang berpindah di jari Mordekhai
-          Haman yang sebelumnya menuliskan surat perintah, sekarang surat perintah yang baru ditulis oleh Mordekhai
-          Isi surat perintahpun berubah, mari kita melihat rancangan Haman bagi umat Allah (Ester 3:13)
Allah menetralisir isi surat perintah raja yang pertama dengan surat perintah baru yang dikeluarkan oleh Mordekhai.  (baca Ester 8:11)
      Saudara, dalam kedua narasi ini, pasal 3 dan pasal 8 narator berusaha untuk mensejajarkan dan mengkontraskan peristiwa sebelumnya dan bagaimana Allah kemudian memutar balik semuanya.  Penulis bahkan sengaja menggunakan bahasa yang sama untuk menekankan perubahan yang sedang dikerjakan Allah.
-          Allah mengubah penulis surat perintah raja
-          Allah mengubah isi surat perintah raja
-          Mordekhai yang mengoyakkan pakaiannya dan memakai kain kabung keluar dari hadapan raja dengan pakaian kebesaran kerajaan dari kain ungu tua, dan kain lenan, dengan tajuk emas yang mengagumkan serta jubah dari kain lenan halus dan kain ungu tua
-          Allah mengubah ratapan umatNya menjadi sukacita
-          Allah membuka kain kabung dan menggantikan dengan sorak sorai
-          Puasa dengan perjamuan
-          Tekanan dan beban berat dengan kelapangan hati, sukacita dan kehormatan
            Allah tetap mengasihi umat-Nya, Allah peduli, Allah tetap setia dengan janji-Nya, dan Allah sanggup mengubah situasi yang sangat sulit sekalipun, situasi yang bagi manusia sangat mustahil untuk dapat diubah, Allah sanggup mengubah segala situasi untuk menyatakan penyertaan-Nya bagi umat yang dikasihi-Nya. 

Aplikasi
1.      Allah tidak pernah absen dalam perjalanan hidup Umat pilihan-Nya.
2.      Sama seperti Allah mengasihi UmatNya bangsa Yahudi yang berada dipembuangan, demikian juga Allah mengasihi saya dan mengasihi saudara.

3.      Allah sanggup memutar balik rancangan jahat Haman untuk membunuh orang Yahudi, berbalik kepada mereka sendiri.  Demikian juga Allah kita adalah Allah yang sanggup membalikan segala keadaan dan situasi buruk, pergumulan hidup kita menjadi sukacita dan berakhir dengan kemenangan dipihak kita.  

No comments:

Post a Comment